#AksiIndonesiaku - Beberapa waktu yang lalu masyarakat
Indonesia pernah digemparkan oleh ‘pencurian’ budaya reog Ponorogo oleh negara tetangga, lalu
alat musik angklung yang diakui
Malaysia, batik Jawa oleh Adidas, Tari Pendet
dari Bali oleh Malaysia, pigura dengan ornamen ukir khas Jepara dari Jawa Tengah oleh oknum warga Inggris. And guess what? Bukan hanya kasus yang
disebutkan saja disini, masih banyak budaya kita yang berhasil dicuri oleh
bangsa lain.
Sebenarnya ini bukan salah ‘si
pencuri’-nya, melainkan kita yang salah. Sebagai generasi muda mengapa kita
tidak mengakui dan merasa bangga akan budaya kita? Kebanyakan dari anak muda
Indonesia malah menggilai budaya lain. Misalnya saja Gangnam Style. Siapa sih yang gak tahu Gangnam Style? Anak tetangga
yang umurnya masih lima tahun aja hapal
banget sama tarian asal Korea itu. Lha,
kalau ditanya tari Jaipong? Dia malah geleng-geleng
kepala bingung.
Penyebab pencurian budaya adalah
karena yang punyanya sendiri hanya mengabaikan dan tidak memelihara budaya itu.
Sadar gak sih, kalau sekarang ini kita nyaris kehilangan rasa sayang terhadap
budaya tanah air. Padahal di negara kita ‘kan
dianugerahi budaya yang melimpah. Tinggal kitanya saja yang harus pintar-pintar
bagaimana caranya untuk tidak hanya menyebutkan kata ‘sayang’ pada budaya,
namun tunjukkan kalau kita benar-benar tak mau kehilangan budaya kita.
#AksiIndonesiaku | www.lintas.me | Social Sharing Curation
(by : fiar)
Betul banget tuh sob.. Dan anehnya, kalau Ane keluar rumah pake batik, mesti dibilang mau ke kondangan. apakah batik hanya digunakan bila ke kondangan saja? dan menurut saya, harusnya tuh Presiden ngadain hari Batik, semua orang pakai batik, dan misalnya juga ada lombanya, supaya kita-kita ini mencintai batik dan yang lainnya dari indonesia. Ok, nice share ya sob, kok saya malah jadi curhat? hehe...
BalasHapus