07 Oktober 2010

Arti Ihsan versi Sri Anisa Prahast

Arti Ihsan

Ihsan menurut bahasa artinya, mengokohkan, memperbagus dan juga berbuat baik terhadap orang lain.

Islam menganjurkan Ihsan

Islam sangat mendorong agar kaum muslimin suka berbuat ihsan, karena ihsan adalah sarana yang paling berfaedah bagi keutamaan dan keluhuran budi serta menanam benih-benihnya ke dalam jiwa, disamping secara fitri manusia dalam kehidupannya diperlukan adanya saling berbuat ihsan satu terhadap yang lain. Oleh karena itu Almuhsinun (orang-orang yang muhsin) dalam pandangan Allah adalah sebagai kekasih-kekasih-Nya.

Allah SWT berfirman, yang artinya : “ … dan berbuat ihsanlah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat ihsan” (Al Baqoroh : 195).

Bagaimanapun hubungan seorang insan dengan Tuhannya, tanpa disertai ihsan, maka hubungannya itu tetap dalam keadaan goyah.

Allah berfirman yang artinya : “dan Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang Dia orang yang berbuat ihsan, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh”. (Luqman : 22)

Anjuran berbuat ihsan meliputi pelbagai hal Nabi SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah mengharuskan berbuat ihsan dalam pelbagai hal, oleh karena itu, apabila kamu membunuh maka berbuatlah ihsan dalam melakukannya, dan apabila kamu menyembelih maka berbuatlah ihsan dalam melakukannya, dan tajamkanlah pisaunya serta lakukanlah dengan baik”(HR. Muslim)

Anjuran berbuat ihsan itu antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Bebuat ihsan terhadap orang yang bersalah.

Allah SWT berfirman yang artinya : “Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih ihsan, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia”.(Fushilat : 34)

2. Berbuat ihsan terhadap kedua orang tua, jiran, teman, fuqara’, pembantu, yang dalam anjurannya ini secara berurutan setelah perintah beribadah kepada-Nya. Allah SWT berfirman yang artinya :”sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun dan berbuat ihsanlah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu”. (An Nisa’ : 36)

3. Berbuat ihsan dalam berbicara

Allah SWT berfirman yang artinya “dan Katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: “Hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang lebih ihsan (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia”.(Al Isra’ : 53)

4. Ihsan dalam ibadah

Ketika Jibril datang mengajar Nabi Muhammad SAW, setelah menanyakan tentang iman dan islam, kemudian menanyakan tentang ihsan. “Jibril bertanya, beritahukanlah kepadaku hai Muhammad, apakah arti ihsan itu? Nabi SW menjawab : Ihsan yaitu, engkau beribadah kepada Allah, yang seolah-olah engkau melihat-Nya, kemudian jika engkau tidak dapat berbuat demikian, maka ketahuilah bahwa Ia (Allah) melihatmu” (HR. Muslim)

Ibnu Rajab dalam kitabnya, JAMI’UL ULUM WAL HIKAM, dalam menjelaskan makna hadits ini antara lain menerangkan arti ihsan (dalam ibadah) sebagai berikut : “Ihsan yaitu, seorang mu’min beriman kepada Allah dengan menghadirkan jiwanya (ke hadirat-Nya) dan merasa diri dalam pengawasan-Nya, sehingga dalam ibadahnya itu ia seolah-olah melihat dan mengetahui-Nya” (Ibnu Rajab, JAMI’UL ULUM WAL HIKAM, hal 31)

Dari beberapa ayat dan hadits tentang ihsan ini dapatlah disimpulkan sebagi berikut :

Bahwa iman dan islam tidaklah ada artinya tanpa disertai amal, sedang amal yang disertai ihsan akan menjadi sempurna dan kokoh, sebab dengan ihsan, amal bukan hanya sekedar memenuhi syarat rukunnya saja, tetapi lebih jauh dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, dan khususnya dalam ibadah, dilaksanakan dengan penghayatan, mendalami makna ibadah itu sendiri serta menghadirkan jiwa ke hadlirat-Nya dan merasa diri dalam pengawasan-Nya.

Bahwa dengan kata lain dapatlah ditegaskan, bahwa Islam mengajarkan, menganjurkan atau memerintahkan sesuatu tidaklah hanya menuntut asal dilaksanakan saja, tetapi lebih jauh Islam menuntut pelaksanakan yang sebaik-baiknya, yang ihsan, dengan ikut sertanya jiwa bersama raga.

(Brosur : 29 Nopember 1992)

0 komentar:

Posting Komentar